Beranda | Artikel
Jagalah Allah Maka Allah Akan Menjagamu
Selasa, 1 Januari 2019

Jagalah Allah Maka Allah Akan Menjagamu ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor. Pada Jum’at, 13 Rabbi’ul Awwal 1440 H / 21 November 2018.

Khutbah Jum’at Pertama Tentang Jagalah Allah Maka Allah Akan Menjagamu

إنَّ الـحَمْدَ لِلّٰهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Suatu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membonceng Ibnu ‘Abbas di atas keledainya. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan kepadanya beberapa wasiat dan petuah. Beliau bersabda kepada Ibnu ‘Abbas yang masih kecil:

يَا غُلَامُ إِنِّي أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ احْفَظْ اللَّهَ يَحْفَظْكَ احْفَظْ اللَّهَ تَجِدْهُ تُجَاهَكَ إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلْ اللَّهَ وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَاعْلَمْ أَنَّ الْأُمَّةَ لَوْ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ وَلَوْ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوكَ إِلَّا بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ رُفِعَتْ الْأَقْلَامُ وَجَفَّتْ الصُّحُفُ

Wahai anak, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat; jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya dihadapanmu, bila kau meminta, mintalah pada Allah dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah, ketahuilah sesungguhnya seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selain yang telah ditakdirkan Allah untukmu dan seandainya bila mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah ditakdirkan Allah padamu, pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering. (maksudnya takdir telah ditetapkan)” (HR. Tirmidzi)

Sebuah petuah yang agung yang hendaknya kita camkan bersama. Petuah yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sampaikan kepada seorang sahabat kecil ini. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma. Dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan petuah sebagai berikut:

1. Jagalah Allah niscaya Ia menjagamu, jagalah Allah niscaya kau menemui-Nya dihadapanmu

Al-Hafidz Ibnu Rajab didalam Kitab beliau Jami’ul Ulum wal Hikam, ketika menafsirkan hadits tersebut beliau berkata bahwa maksud “Jagalah Allah” adalah jaga perintah-perintah Allah, jaga larangan-larangan Allah, jaga batasan-batasan Allah, niscaya Allah akan jaga kamu, Allah akan jaga jasadmu, Allah akan jaga hartamu, Allah akan jaga anak dan istrimu, Allah akan jaga keturunanmu, bahkan Allah akan jaga agamamu, Allah akan jaga akhiratmu, bahkan dijaga disaat dia sakaratul maut. Subhanallah..

Siapapun dari kita yang ingin dijaga oleh Allah dan sesungguhnya penjagaan Allah itu adalah penjaga yang terbaik. Penjagaan yang tak akan pernah ada lagi yang terbaik dari penjagaan Allah subhanahu wa ta’ala. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membimbing kepada kita bagaimana agar kita dijaga oleh Allah. Rasulullah bersabda, “jagalah Allah”. Artinya jaga agama Allah ini, jaga perintah-perintah Allah, jagalah shalat itu. Kita berusaha melaksanakan shalat sesuai dengan rukunnya, dengan syaratnya, dengan waktu-waktunya, kekhuasaannya dan yang lainnya. Kita jaga betul dan jangan sampai kita sia-siakan. Perintah-perintah Allah yang lainnya berupa syahadatain, berupa puasa ramadhan, berupa haji ke Baitullah dan perintah-perintah tersebut yang tentunya untuk kebahagiaan hamba-hamba Allah subhanahu wa ta’ala.

Ketika seorang hamba bersungguh-sungguh menjaga perintah-perintah Allah, Allah akan jaga dia. Jaga juga laranganNya, jangan sampai kita langgar. Jaga laranganNya dan keharaman-keharamannya karena sesungguhnya keharaman itu akan menjerumuskan ke dalam api neraka. Jaga pula batasan-batasannya. Batasan didalam pakaian, tidak boleh kita melebihi batasan tersebut. Batasan didalam ibadah, tidak boleh kita melebihi batasan-batasan tersebut. Segala sesuatu Allah telah sebutkan batasannya dalam makan ada batasannya, dalam minum ada batasannya, dalam berbicara ada batasannya, bahkan dalam segala macam kehidupan kita ada batasan-batasan yang telah dibataskan oleh syariat. Ketika kita melampaui batasan tersebut, itu memberikan mudhorot pada diri kita sendiri. Ketika kita melampaui batasan makan misalnya, Allah berfirman:

يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ ﴿٣١﴾

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf[7]: 31)

Demikian pula didalam pakaian kita, kita selalu berusaha menjaga batasan-batasan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan aturan-aturan dalam pakaian. Seperti tidak boleh menyerupai lawan jenis kita, seperti itu bukan pakaian orang-orang yang kafir kepada Allah subhanahu wa ta’ala, seperti itu bukan pula ciri khas dari orang-orang fasik dan yang lainnya.

Maka perhatikanlah batasan-batasan Allah tersebut. Siapa yang menjaga agama Allah pada dirinya, yang menjaga perintah-perintah Allah, menjaga larangan-larangan Allah pada dirinya dan dia berusaha untuk menjaga batasan-batasannya, maka Allah akan jaga dia. Dijaga keimanannya oleh Allah, dijaga agamanya oleh Allah, dijaga bahkan hartanya oleh Allah, dijaga keturunannya oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Lihatlah Nabi Khidir ketika ia berjalan bersama Nabi Musa ‘alaihi shalatu wassalam dan masuk ke sebuah pedesaan. Kemudian mendapatkan sebuah bangunan yang hendak roboh, lalu kemudian Khidir pun membangun kembali bangunan yang hendak roboh tersebut. Lalu kemudian Khidir pun menceritakan bahwasannya bangunan tersebut adalah milik dua anak yatim yang ada di kota tersebut dan adalah ayah mereka dahulu adalah ayah yang shalih. Kesalihannya itu yang menyebabkan akhirnya anaknya dijaga oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Oleh karena itu Said bin Jubair berkata kepada anaknya, “demi Allah hai anakku, aku akan memperbanyak shalatku agar Allah menjaga kamu”

Maka siapapun yang menjaga Allah, menjaga amalan shalih, menjaga perintahNya, menjaga larangan-laranganNya jangan sampai kita kita langgar, kita jaga juga batasannya, Allah akan jaga kita bahkan disaat sakaratul maut yang kita sangat butuh pertolongan Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam saja berlindung kepada Allah, jangan sampai disaat sakaratul maut setan datang berusaha menggoda kita di saat itu. Disaat itu Allah akan jaga kita karena kita menjaga agama Allah, karena kita menjaga perintah Allah. Bahkan didalam kuburan kita dijaga oleh Allah dari adzabNya. Bahkan di akhirat nanti, Allah akan jaga dari api nerakaNya.

Sungguh ini adalah petuah yang sangat kita butuhkan dalam hidup kita. Siapapun diantara kita yang ingin dijaga oleh Allah, maka jagalah Allah subhanahu wa ta’ala.

2. Bila kamu meminta, mintalah pada Allah

Pendidikan yang agung agar menjadikan seorang mukmin tidak menjadi orang yang senantiasa meminta-minta kepada manusia. Senantiasa ia berusaha untuk minta hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala saja. Karena sesungguhnya jiwa peminta-minta bukanlah jiwa yang diajarkan oleh Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada seorang sahabat yang bernama Qabishah:

إِنَّ الْمَسْأَلَةَ لَا تَحِلُّ إِلَّا لِثَلَاثَةٍ لِرَجُلٍ تَحَمَّلَ حَمَالَةَ قَوْمٍ فَيَسْأَلُ فِيهَا حَتَّى يُؤَدِّيَهَا ثُمَّ يُمْسِكُ وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ جَائِحَةٌ اجْتَاحَتْ مَالَهُ فَيَسْأَلُ فِيهَا حَتَّى يُصِيبَ قَوَامًا مِنْ عَيْشٍ أَوْ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ ثُمَّ يُمْسِكُ وَرَجُلٍ أَصَابَتْهُ فَاقَةٌ فَيَسْأَلُ حَتَّى يُصِيبَ قَوَامًا مِنْ عَيْشٍ أَوْ سِدَادًا مِنْ عَيْشٍ ثُمَّ يُمْسِكُ وَمَا سِوَى ذَلِكَ مِنْ الْمَسَائِلِ سُحْتًا يَا قَبِيصَةُ يَأْكُلُهُ صَاحِبُهُ سُحْتًا

Meminta-minta tidak halal kecuali bagi salah satu dari tiga orang yaitu; Pertama, orang yang mempunyai tanggungan (hutang) yang menjadikannya terpaksa meminta sehingga bisa ia melunasi tanggungannya, lalu ia menahan diri (tidak meminta), kedua, seseorang yang tertekan oleh keterbatasan (pailit) yang menjadikan hartanya ludes sehingga ia terpaksa meminta hingga ia memperoleh penopang kehidupan atau solusi kehidupan, kemudian ia menahan diri (tidak meminta), dan ketiga, seseorang yang betul-betul terhimpit kefakiran atau kebutuhan mendesak, sehingga ia terpaksa meminta, sampai ia peroleh penopang kehidupan atau solusi kehidupan, selanjutnya ia menahan diri, adapun meminta-minta selain karena tiga alasan ini, wahai Qabishah, adalah dosa yang disantap oleh pelakunya.” (HR. Ahmad)

Artinya selain tiga orang ini, apabila ia meminta kepada manusia, hakikatnya itu ia memasukkan api neraka ke dalam perutnya.

Saudara-saudaraku sekalian..

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendidik Ibnu ‘Abbas, jangan sampai menjadi orang yang berjiwa peminta. Mintalah kamu kepada Allah saja. Karena apabila kita minta kepada Allah saja, maka pemberian Allah itu yang terbaik untuk kita.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Khutbah Kedua Tentang Orang Yang Menginginkan Kebahagiaan Akhirat dan Kebahagiaan Dunia

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Lalu Nabi bersabda kepada Ibnu ‘Abbas:

3. Bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah

Ketika kita meminta tolong kepada makhluk dalam perkara yang mereka tidak mampu lakukan dan hanya untuk Allah saja, maka itu adalah Istianah yang syirik saudaraku. Orang yang minta tolong kepada mayat yang sudah mati, orang yang minta tolong kepada makhluk-makhluk yang tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat, hakikatnyanya itu adalah syirik Akbar yang bisa menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, batal amalannya. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memahami hadits ini secara umumnya. Bahkan terkadang diantara mereka ada yang merealisasikan hadits ini dengan dia tidak minta tolong kepada siapapun selama ia masih mampu untuk melakukannya.

Umar Bin Khattab pernah ketika beliau naik kuda kemudian cambuknya jatuh maka beliau tidak minta tolong. Beliau sendiri yang turun kemudian mengambilnya. Hal ini saking merealisasikannya hadits tersebut. Subhanallah, saudara-saudaraku sekalian. Betapa butuhnya kita kepada Pertolongan Allah. Karena tanpa pertolongan Allah kita tidak akan bisa dan tidak punya kekuatan. Oleh karena itulah berfirman:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾

Hanya Engkaulah yang kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1]: 5)

Tanpa pertolongan dari Allah, kita tidak bisa beribadah. Banyak orang yang dijadikan berat hatinya untuk shalat, karena Allah tidak menolongnya. Banyak orang yang shalat tapi tidak diberikan kekuatan untuk khusyu’, karena Allah tidak menolongnya. Banyak orang yang tidak ditolong oleh Allah, disaat ia berhadapan dengan maksiat, sehingga ia jatuh kepadanya. Pertolongan Allah sangat kita butuhkan saudaraku. Bahkan dalam makan saja, kalau bukan pertolongan dari Allah, mungkin lambung kita tidak bisa mencernanya. Bahkan didalam kehidupan kita sehari-hari, kalau bukan pertolongan dari Allah, kita tidak mempunyai daya dan upaya. Oleh karena itulah diantara hikmah dan rahasia ketika muadzin berkumandang:

حَيَّ عَلَى الصَّلاَةِ

Kita jawab:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Itu memberikan kepada kita makna bahwasanya kita tidak bisa shalat kecuali dengan bantuan dari Allah dan kekuatan dariNya. Kita tidak bisa melangkahkan kaki kita kalau bukan karena pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala.

4. Seandainya ummat bersatu untuk memberimu manfaat

Ini adalah petuah yang terakhir.  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anak kalau lah seluruh manusia bersatu padu untuk memberikan manfaat kepada mereka tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan apa yang telah Allah takdirkan kepadamu dan apabila mereka bersatu padu untuk memberikan mudharat kepadamu dan bahaya mereka pun tidak akan bisa melakukannya kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tuliskan kepadamu”

Subhanallah.. Dididik Ibnu ‘Abbas ini agar beriman kepada takdir. Dengan beriman kepada takdir, ia akan tegar. Karena semua sudah takdir Allah subhanahu wa ta’ala. Orang yang beriman kepada takdir, ia menjadi pemberani. Karena semuanya tidak akan lepas dari izin Allah subhanahu wa ta’ala.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا ﴿٥٦﴾

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ
إنك سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعوَات، فَيَا قَاضِيَ الحَاجَات
اللهُمَّ تَقَبَّل اَعْمَالُنَا يَارَبَّ العَالَمِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Dengarkan dan Download Khutbah Jum’at Tentang Jagalah Allah Maka Allah Akan Menjagamu


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/45587-jagalah-allah-maka-allah-akan-menjagamu/